Wednesday, May 27, 2020

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

  PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

Argumen kaum cyber optimists yang memandang TIK adalah  sumber daya penting,  sedikit banyak memang tercermin pada aktivitas belajar dalam setiap lembaga sekolah. Sebagai contoh proses belajar berbasis web tampak di SMA Minggiran Kabupaten Sleman DIY yang terlihat antusias (Wahyono, dkk. 2017). Manifestasi antusiasme itu tercermin pada: (1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternative; (2 ) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik; (3) Cara belajar lebih efisien; (4) Wawasan bertambah; (5) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi; dan (5) Membantu siswa melek ICT.

Beberapa guru SMA di sekolah tersebut mengaku dengan adanya konektivitas terhadap internet sekarang ini semakin mudah untuk mencari sumber-sumber belajar alternatif. Melalui google dan yahoo, guru dan juga murid sering memperoleh kemudahan dalam mencari materi-materi yang relavan dengan proses pembelajaran di kalas. "Mau mencari apa saja, sekarang ini sudah dengan mudah disediakan oleh mbah google", begitu ungkapan yang populer di kalangan guru dan murid sekarang ini.

Di kalangan siswa sendiri mengaku bahwa adanya internet memperjelas apa yang disampaikan oleh guru ketika di kelas. Biasanya guru punya keterbatasan dalam menyampaikan materi, terutama guru-guru yang generasi tua yang konservatif dan kurang akrab dengan internet. Guru generasi tua lebih suka menggunakan metode ceramah dan kurang memanfaatkan internet. Menghadapi situasi ini murid kemudian mencari sumber-sumber lain di internet yang lebih jelas dan lebih menarik karena disertasi dengan berbagai visualisasi. "Saya terus terang sekarang ini lebih terbiasa dengan visualisasi yang tersedia pada media baru untuk menangkap kejelasan pesan yang disampaikan. Karena itu jika ada guru kurang jelas menjelaskan sebuah pokok bahasan karena hanya dijelaskan secara lisan, maka saya akan mengkonfirmasikan lagi di internet", kata seorang murid berterus terang.

Di samping itu, beberapa informan mengaku bahwa dengan e-learning lebih efisien baik dalam waktu maupun tenaga. Sekarang ini tidak perlu susah-susah pergi ke perpustakaan atau ke toko buku untuk mencari buku atau materi apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Guru dan murid yang menjadi informan penelitian ini mengaku sangat terbantu dengan digitalisasi sumber belajar yang dengan mudah bisa diakses melalui internet. "Sekarang ini belajar terasa lebih praktis, ketika semuanya sudah banyak yang tersedia secara digital di jaringan internet. Saya jarang ke perpustakaan untuk keperluan mencari sumber belajar yang cocok dengan materi pelajaran di kelas", kata salah seorang murid menceritakan pengalaman belajarnya di era digital sekarang ini.

Lebih dari itu, bagi sebagian murid kehadiran media baru berbasis android sekarang ini terasa lebih membantu untuk memperluas wawasan. Dengan tersedianya berbagai informasi pembelajaran di dunia cyber, sangat memungkinkan siapa pun yang ingin menambah wawasan. "Sekarang mau mencari apa saja, semuanya sudah ada di internet. Tinggal menantang otak kita, kuat tidak untuk membaca air bah informasi pengetahuan dalam internet. Pokoknya tinggal menyesuaikan otok kita, internet sudah menyediakan semuanya untuk menambah wawasan kita", kata seorang guru.

Dengan tersedianya informasi dalam jaringan internet, guru dan murid merasakan manfaatnya untuk selalu memutakhirkan pengetahuanya. Bagi guru yang kreatif dan mau meningkatkan profesionalismenya, akan sangat terbantu dengan adanya internet. Salah seorang guru yang masih muda mengaku selalu mencari informasi pengetahuan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dengan memanfaatkan internet. "Saya selalu berusaha mencari informasi pengetahuan baru terkait dengan kompetensi saya melalui google", kata seorang guru muda ini berterus terang.

Pengakuan sejumlah informan, baik dari kalangan guru maupun murid mengindikasikan bahwa bagi sebagian yang memiliki konsep diri positif, terbuka, dan memiliki daya keingintahuan (quiriousity) tinggi, terbukti mampu mentransformasikan diri pada dinamika pendidikan era digital. Berkaitan dengan temuan ini, maka argumen kubu cyber optimists jika menginginkan terelaisasinya obsesi positif kehadiran media baru, maka memang perlu adanya transformasi kultur bagi penggunanya. Kultur membaca di kalangan para guru dan murid adalah salah satu prasyarat dasar bagi kelancaran dalam transformasi kultural dalam menyesuaikan dengan dinamika pendidikan era digital, sehingga kehadiran media baru terbukti mendorong keberlangsungan pembelajaran yang efektif dan produktif. 



Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon